Manadonesia.com - Penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, kini menuai sorotan tajam dari Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem.
Sebelumnya diketahui, pada akhir November 2025 lalu, 18 kabupaten di Provinsi Aceh terdampak dalam peristiwa banjir bandang ini.
Terkini, Mualem secara terbuka meluapkan kekecewaannya terhadap kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanganan pada hari-hari awal banjir besar yang melanda, khususnya di Kabupaten Aceh Tamiang.
Mualem menilai, respons yang lambat dan kegagalan fungsi peralatan dalam proses evakuasi, memperparah jumlah korban di sepanjang jalur utama Langsa hingga Aceh Tamiang.
"Saya kecewa BNPB di hari pertama banjir, itu di Aceh Tamiang," ujar Mualem dalam video yang diunggah melalui akun pribadinya @muzakirmanaf1964, pada Minggu, 7 Desember 2025.
Lantas apa sebenarnya hal yang disoroti Gubernur Mualem dalam proses evakuasi bersama tim BNPB itu? Berikut ulasannya.
Gubernur Mualem: Korban Minta Tolong, Malah Lari
Mualem secara spesifik menyoroti BNPB lantaran boat yang seharusnya digunakan untuk mengevakuasi warga pada hari pertama banjir, justru tidak berfungsi.
Gubernur Aceh itu menyebutkan, boat mereka tidak dipakai dengan alasan bocor.
Mualem menilai, kegagalan penggunaan peralatan vital ini telah berdampak besar pada lambatnya evakuasi korban.
Selain itu, banyak warga yang terjebak banjir ditemukan meninggal di jalur nasional Langsa menuju Aceh Tamiang.
Bahkan, adanya keterlambatan pembersihan jalan semakin memperburuk situasi lapangan.
"Korban minta tolong dibantu, dia malah lari, itu masalahnya," tegas Mualem.
Terkait dengan proses evakuasi korban di Aceh Tamiang, BNPB sebelumnya melaporkan akses menuju daerah pedalaman di wilayah tersebut kini telah dapat ditembus dari jalur darat.
Artikel Terkait
Sempat Bilang Nyerah Atasi Bencana, Bupati Aceh Selatan Kini Tuai Kritik karena Tetiba Pergi ke Luar Negeri
Kritik Keras DPR usai Viral Bupati Aceh Selatan Minggat ke LN, Sebut Etika yang Tak Pantas di Tengah Derita Warga
Pilu Gubernur Aceh Ceritakan Kondisi Pengungsi Imbas Banjir Bandang: Bantuan Belum Merata, Terisolasi di Pedalaman
Setelah Kerusakan Berat di Tragedi Banjir Tapanuli Selatan, KLH Tetiba Inspeksi ke DAS Batang Toru hingga Garoga
Prabowo Ingatkan Pentingnya Swasembada Pangan dan Energi: Kita Punya Kelapa Sawit, Bisa Jadi BBM
Bantuan Logistik Korban Banjir-Longsor Sumatera Dilempar dari Pesawat Dikritik DPR, TNI Ungkap Tak Ada Tempat Layak untuk Mendarat
WALHI: Pemerintah Harus Evaluasi dan Audit Pemilik Izin Penambangan di 3 Provinsi Terdampak Banjir-Longsor Sumatera
Pecah Tangis Ferry Irwandi saat Beri Bantuan Senilai Rp10 Miliar untuk Korban Banjir Bandang di Aceh Tamiang
Pilu Warga Desa Sekumur saat Air Setinggi 10 Meter Deras Menerjang Wilayahnya, Hanya Tersisa Bangunan Masjid
Soal Kontroversi 3 Bupati Aceh yang Tak Sanggup Atasi Bencana, Wamendagri Anggap Wajar dan Janjikan Bantuan dari Pusat