nasional

Ketika Menko Ekonomi RI Beber Alasan Nego Dagang ke AS, Soal Tekan Tarif Resiprokal Trump

Jumat, 18 April 2025 | 19:04 WIB
Airlangga Hartarto pastikan impor pangan dari AS tak ganggu swasembada. Program tetap berjalan, pengalihan sumber bukan penambahan volume. (Foto: Instagram.com/airlanggahartarto_official)

Manadonesia.com - Sejumlah mitra dagang Amerika Serikat (AS) tengah berlomba melakukan negosiasi demi menekan tarif balasan atau resiprokal Presiden AS, Donald Trump.

Salah satunya, Indonesia yang memiliki misi khusus untuk negosiasi dagang dengan AS.

Misi tersebut sebagai respon RI atas tarif impor tinggi AS ke sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenakan tarif 32 persen.

Terkait hal itu, Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia menawarkan produk mineral kritis kepada AS.

Airlangga juga menuturkan, RI akan mempermudah regulasi impor termasuk produk holtikultura dari AS.

Menko Perekonomian RI itu menyebut investasi antara kedua negara akan didorong dalam skema business to business (B to B).

"Indonesia juga dorong pentingnya perkuatan kerja sama di sektor pengembangan SDM," tutur Airlangga dalam konferensi pers via virtual, pada Jumat, 18 April 2025.

"Antara lain untuk sektor pendidikan, science, engineering, matematika dan ekonomi digital," sebutnya.

Selain itu, Airlangga menjelaskan pihaknya akan mengupayakan pelayanan ekonomi yang akan menguntungkan bagi negeri Paman Sam (julukan AS).

"Kami juga angkat isu financial services yang cenderung menguntungkan Amerika Serikat," ungkapnya.

Terkait hal itu, Airlangga kemudian mengungkap hal utama yang diminta Indonesia dari upaya negosiasi dagang RI ke AS.

Menko Perekonomian RI itu menuturkan, Indonesia berharap adanya penerapan tarif yang kompetitif dari pesaingnya agar bisa masuk ke AS.

Airlangga menyebut, RI meminta komoditas ekspor utama macam garmen, alas kaki, furnitur, hingga udang diberikan tarif sekecil mungkin untuk masuk pasar AS.

Sebelumnya diketahui, produk ekspor utama Indonesia seperti garmen, alas kaki, tekstil, dan furnitur menjadi produk yang tarifnya lebih tinggi dari pesainganya di ASEAN.

Airlangga menjelaskan, meskipun saat ini tarif tinggi didiskon sementara menjadi 10 persen, AS tetap menerapkan tarif proteksionis untuk barang tekstil dan garmen sebesar 10-37 persen,

Halaman:

Tags

Terkini