nasional

446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024

Minggu, 13 Juli 2025 | 20:43 WIB
Potret Menteri Agama Nasaruddin Umar saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah pada 3 Juni 2025. (Kemenag.go.id)

Manadonesia.com - Operasional penyelenggaraan haji 2025 sudah resmi berakhir sejak kelompok terbang (Kloter) KJT 28 bertola ke Tanah Air pada tanggal 10 Juli 2025.

Dengan para jemaah yang sudah meninggalkan Tanah Suci ini, maka layanan Kesehatan Haji Indonesia di Arab Saudi yang resmi berhenti beroperasi.

Selama penyelenggaraan ibadah haji, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah telah melayani 241 jemaah rawat inap dan rawat jalan.

Baca Juga: Temui Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Ketapang, Khofifah Serahkan Santunan Duka Cita Pemprov Jatim

Tiga diagnosis penyakit terbanyak yang ditangani adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.

Pada penyelenggaraan haji 2025 ini, Arab Saudi melakukan banyak perubahan pada aturan mereka.

Sehingga, KKHI sempat menghadapi beberapa kendala dalam pelayanan kesehatan untuk jemaah.

“Beradaptasi dengan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi dengan informasi yang kurang jelas dari awal, di sini kita terkendala dalam bertugas,” ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, dikutip dari laman resmi Kemenkes pada Minggu, 13 Juli 2025.

“Izin operasional KKHI terbatas pada rawat jalan dan jumlah klinik sektor juga dibatasi jumlahnya,” imbuhnya.

Dalam keterangannya, Imran mengatakan bahwa permasalah izin operasional yang sempat tersendat itu membuat tim medis beberapa kali disidak oleh otoritas Arab Saudi.

Untuk data jemaah yang wafat, Imran menyatakan ada penurunan jumlah dibandingkan saat penyelenggaraan haji tahun 2024.

“Tahun ini, data Siskohatkes per tanggal 10 Juli 2025, cut-off pukul 16.00 WAS terdapat 446 jemaah haji yang wafat,” kata Imran.

“Menurun dari tahun 2024 dengan sejumlah 461 orang jemaah yang meninggal dunia,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa selama 70 hari pelaksanaan ibadah haji terdapat jumlah kumulatif jemaah yang dirawat di RSAS sebanyak 1.710 dengan diagnosis terbanyak adalah pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Sedangkan terkait kefarmasian, ada 12.396 layanan dengan pemakaian obat terbanyak adalah tablet flu batuk kombinasi.
***

Tags

Terkini