nasional

Repons Bulog soal Temuan 1.200 Ton Beras SPHP Rusak hingga Desakan Segera Disalurkan oleh DPR

Jumat, 3 Oktober 2025 | 19:39 WIB
Beras SPHP menumpuk di gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara yang kena sidak Komisi IV DPR RI. (Instagram/titieksoeharto)

Manadonesia.com - Stok beras yang masih tersimpang di gudang Bulog menghadapi ancaman kerusakan hingga tak layak untuk dikonsumsi.

Temuan 1.200 ton beras yang hampir tak layak dikonsumsi di gudang Bulog yang ada di Tabahawa, Maluku Utara oleh Komisi IV DPR RI menambah catatan pada pengelolaan beras.

Ditambah lagi, beras Bulog yang ada di gudang seharusnya akan didistribusikan kepada masyarakat melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Baca Juga: Update Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny: 10 Orang Meninggal Dunia dan 150 Tim Medis Dikerahkan

Mengenai kabar 1.200 beras rusak tersebut, Direktur Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, buka suara dengan mengatakan ada langkah yang sudah disiapkan untuk mengatasinya.

Beras akan Dicuci Sebelum Diedarkan

Ahmad Rizal menyatakan bahwa pihaknya melakukan penelusuran mendalam pada beras rusak dan sedang melalui tahap reprocessing.

“Kami akan reprocessing, reprocessing ini kami bersihkan, kami cuci ulang,” kata Ahmad Rizal kepada wartawan di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Uji laboratorium pada beras juga akan dilakukan sebelum beras-beras tersebut akan diedarkan kepada masyarakat.

Jika hasil uji laboratorium beras menunjukkan tidak layak untuk dikonsumsi, maka akan dijadikan pakan ternak.

“Nanti kita lab lagi, kalau layak kita konsumsikan kepada masyarakat, yang tidak layak nanti kita sisakan untuk diolah menjadi pakan ternak,” tambahnya.

1.200 ton beras tersebut hanya berasal dari Maluku Utara, untuk berapa jumlah total dan wilayah gudang Bulog mana saja yang rusak, Riza belum bisa memberikan info lanjutannya.

Sidak Titiek Soeharto di Maluku Utara

Isu beras 1.200 beras rusak ini ketika Komisi IV DPR RI melakukan inspeksi mendadak di Maluku Utara pada 23 September 2025 lalu.

Dalam sidak tersebut, Titiek menyoroti stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mulai berubah warna dan umur beras dalam penyimpanan lebih dari setahun.

Halaman:

Tags

Terkini