nasional

Cerita Hasan Nasbi Pernah Nikmati Program Serupa MBG di Era Soeharto

Sabtu, 1 November 2025 | 12:56 WIB
Hasan Nasbi singgung program makan anak sekolah di era orde baru yang serupa dengan MBG. (YouTube/Hasan Nasbi)

Manadonesia.com - Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyinggung kembali program makan anak sekolah pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Hasan menilai, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini digagas pemerintah memiliki kemiripan dengan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang pernah dijalankan pada era Orde Baru.

“Sekarang kan ada namanya program makan bergizi gratis, tapi di awal 90-an itu Pemerintah Orde Baru ada namanya program PMTAS,” ujar Hasan Nasbi dalam tayangan di kanal YouTube pribadinya, Jumat 31 Oktober 2025.

Baca Juga: Marak PETI, Pemerintah dan Aparat Bertindak, JRBM Ambil Langkah Persuasif dan Koordinasi dengan ESDM

Cerita Masa SD: Bubur Kacang Hijau dan Telur Rebus

Hasan menceritakan pengalamannya saat duduk di bangku sekolah dasar, di mana ia termasuk penerima manfaat program PMTAS tersebut.

Pria bernama lengkap Hasan Nasbi Batupahat itu menyebut, jenis makanan yang diberikan pemerintah kala itu cukup sederhana namun bergizi.

“Waktu SD saya dapat itu, kadang-kadang kita dikasih bubur kacang hijau, telur rebus,” lanjut Hasan.

Hasan menjelaskan bahwa pada pertengahan 1990-an, program tersebut telah menjangkau jutaan anak sekolah di berbagai daerah di Indonesia.

“Sampai tahun 95–96 itu sudah 6 juta anak yang dapat,” tuturnya.

Terhenti karena Krisis dan Pergantian Kekuasaan

Menurut Hasan, program PMTAS mulai terhenti setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi pada 1997-1998, yang diikuti dengan pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke masa reformasi.

“Artinya program ini jalan secara bertahap dan mulai terhenti karena kita mengalami krisis ekonomi dan beralihnya kekuasaan ke era reformasi,” ujarnya.

Hasan menilai, apabila tidak terjadi pergantian kekuasaan secara drastis, program pemberian makanan bergizi untuk anak sekolah itu mungkin akan terus berlanjut hingga sekarang.

“Kalau enggak ada penggulingan kekuasaan, mungkin program ini sudah jalan terus ini,” pungkas Hasan.

Halaman:

Tags

Terkini