nasional

Sempat Jadi Polemik Publik, Fadli Zon Beberkan Kajian Soeharto Layak Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Rabu, 12 November 2025 | 20:51 WIB
Momen pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto oleh Presiden Prabowo kepada ahli waris. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Manadonesia.com - Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto resmi diberikan oleh Presiden Prabowo pada Senin, 10 November 2025 di Istana Negara Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Soeharto menjadi pahlawan nasional karena perjuangannya di ranah persenjataan dan politik Indonesia.

Sebelum akhirnya resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional, berbagai penolakan sempat muncul dan menjadi polemik yang bergulir di tengah masyarakat.

Baca Juga: Kronologi Penemuan Bilqis, Diculik saat Main ke Playground hingga Sempat Diakui Jadi Keluarga oleh Warga Suku Anak Dalam

Meski begitu, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menjawab keraguan masyarakat mengenai pantas atau tidaknya Soeharto menjadi Pahlawan Nasional.

“Jasa-jasa mereka itu jelas, konkret, dan juga benar-benar merupakan aspirasi yang sudah terseleksi dengan proses yang cukup panjang,” kata Menbud Fadli Zon kepada awak media di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Senin, 10 November 2025.

Fadli Zon Ungkap Hasil Kajian Soeharto hingga Layak Jadi Pahlawan Nasional

Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon turut merespons polemik penolakan dengan menjabarkan sederetan peristiwa di masa lalu yang berkaitan dengan Soeharto.

“Yang terkait dengan jasa-jasa Pak Harto, dengan perjuangan Pak Harto, dalam hal ini sudah dikaji ya,” ucap Fadli.

Politikus dari Partai Gerindra itu lantas menyebut keikutsertaan Soeharto dalam pertempuran Serangan Umum 1 Maret yang saat itu terjadi di Yogyakarta tahun 1949.

“Beliau ikut pertempuran di Ambarawa, ikut pertempuran 5 hari di Semarang, menjadi komandan Operasi Mandala perebutan Irian Barat,” sambungnya.

Untuk pembangunan nasional, Fadli menyinggung program terencana yang dilakukan 5 tahun sekali di era Soeharto yang disebut dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita.

“Program tersebut telah membantu dalam pengentasan kemiskinan dan memperbaiki ekonomi, apalagi ketika itu mengalami inflasi sampai 600 persen, pertumbuhan juga minus,” ucapnya.

Dari sektor pendidikan, Fadli juga mengutarakan bahwa di masa Soeharto banyak dibangun sekolah-sekolah untuk rakyat.

Pastikan Proses Hukum Tuntas dan Tidak Terkait Soeharto

Halaman:

Tags

Terkini