Manadonesia.com - Banjir bandang meninggalkan duka mendalam bagi para warga setempat di wilayah Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Sebelumnya diketahui, bencana tersebut sempat merendam 18 kabupaten atau kota di Aceh, dengan ratusan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur lainnya. Hingga kini, sejumlah titik belum bisa diakses.
Terkini, Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al Farlaky mengungkapkan kekecewaannya terhadap para Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) buntut minimnya bantuan yang diperoleh warga imbas bencana banjir bandang di wilayahnya.
Baca Juga: Soal Rentetan Bencana di Sumatera, Mahfud MD Singgung Dugaan Penyalahgunaan Izin Tambang
Hal itu diungkapkan Iskandar dalam apel bersama aparatur sipil negara (ASN) di Idi, Aceh Timur, pada Rabu, 3 Desember 2025.
Dalam pidatonya, Iskandar mengamuk di hadapan para aparat Satpol PP wilayahnya lantaran pada hari pertama hingga hari ketiga bencana banjir menerjang wilayahnya, tidak satu pun petugas yang berinisiatif membawa truk ke posko utama banjir di Idi, Aceh Timur.
"Untuk Satpol PP, saya kecewa. Saya tidak bisa terhubung dengan kepala Satpol PP, karena sinyal hilang," kata Iskandar.
Baru pada hari keempat dan kelima, satuan polisi pamong praja terlihat di posko bantuan bencana.
Padahal, truk sangat dibutuhkan untuk mobilisasi bantuan kepada korban banjir.
"Saya kecewa sekali, tidak satu pun inisiatif datang bawa truk. Kita butuh truk untuk mengangkut bantuan,” tambahnya.
Para ASN basah diguyur hujan hari itu, tetapi Iskandar masih belum tuntas menuturkan kekecewaannya tentang momen mencekam yang terjadi pada saat itu.
“Kalau sopir Satpol PP tidak mau bawa truk, tidak apa," terangnya.
"Serahkan ke kami truknya, saya bawa sendiri, atau TNI Polri atau relawan lain yang membantu menjadi sopir,” imbuh Iskandar.
Sebelumnya, Tim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur dilaporkan telah menerobos wilayah yang terisolasi akibat banjir untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat.
Bupati Aceh Timur: Jika Tak Diterobos, Mereka Kelaparan