MANADONESIA.COM – Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy di sebuah kompleks perumahan wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, kini memasuki babak baru.
Secara brutal, anak pejabat pajak Mario Dandy, telah dengan sengaja melakukan penganiayaan terhadap David, putra petinggi GP Ansor, pada hari Senin, 20 Februari 2023, sekitar pukul 20.30 WIB.
Nama Mario Dandy pun menjadi buah bibir masyarakat, apalagi kemudian diketahui jika korban, yakni David, masih berusia 17 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Belum lagi belakangan terungkap jika ayah dari Mario Dandy adalah salah seorang pejabat pajak, bernama Rafael Alun Trisambodo.
Tindakan kriminal tersebut akhirnya membuat tidak hanya nama keluarga mereka tercoreng, namun Rafael Alun Trisambodo nyaris dipecat dari pekerjaanya.
Apalagi kemudian terkuak jika mobil yang dikendarai oleh Mario Dandy, diduga tidak pernah dibayarkan pajaknya.
Pun nilai fantastis dari harta milik Rafael Alun Trisambodo, berhasil terbongkar ke publik, di mana kuat dugaan jika kekayaan yang diperkirakan nilainya mencapai puluhan miliar itu tidak semuanya dilaporkan dalam lembar LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).
Di sisi lain, seperti yang dilansir dari akun Twitter @prastow, Kementerian Keuangan sendiri sampai menerbitkan Siaran Pers dengan nomor surat SP-16/KLI/2023.
Adapun isi dari Surat Siaran Pers tersebut adalah sebagai berikut :
Kemenkeu Mengecam Tindak Kekerasan dan Gaya Hidup Mewah
Jakarta 22 Feruari 2023 – Sehubungan dengan pemberitaan yang tengah ramai diperbincangkan pada media massa maupun di media sosial, mengenai tindak penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anak dari salah satu pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kami menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kemenkeu mengecam segala tindak kekerasan yang dilakukan dan turut prihatin atas kondisi korban serta mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang atas kasus tersebut.
2. Kemenkeu mengecam gaya hidup mewah dan sikap pamer harta yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kemenkeu dan menciptakan reputasi negatif terhadap seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih, dan profesional.