Karena Sam merupakan anak yang cerdas, ia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah.
Lalu pada tahun 1904, ia berangkat ke Jakarta untuk masuk ke Sekolah Pendidikan dokter Hindia Stovia.
Namun, setibanya di Jakarta ia berubah pikiran dan memutuskan untuk belajar di Sekolah Menengah Teknik Koningin Wilhelmina.
Pada tahun 1912, Sam Ratulangi berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studinya tetapi tidak sampai selesai karena sang ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Setelah itu, Sam Ratulangi mendapatkan warisan namun ia jual untuk melanjutkan pendidikannya di Belanda.
Pada tahun 1913, ia mendapatkan sertifikat untuk mengajar untuk mengajar matematika pada Sekolah Tingkat Menengah.
Dengan sertifikat tersebut Sam Ratulangi melanjutkan pendidikannya di Vrije Universiteit Van Amsterdam Belanda, selama 2 tahun.
Di Belanda Sam Ratulangi menjadi anggota Indische Vereeniging, perhimpunan mahasiswa Indonesia di Eropa. Ia lulus di tahun 1915 sebagai guru ilmu pasti.
Baca Juga: Es Jelly Stroberi, Nikmat untuk Menu Buka Puasa di Bulan Ramadhan 2023
Di Belanda, Sam Ratulangi berhubungan dengan para tokoh pergerakan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dan di sinilah semangat nasionalismenya mulai tumbuh.
Sam Ratulangi kemudian ke Swiss atas bantuan Mister Abendanon dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Ia memperoleh gelar doktor dalam bidang fisika dan matematika dari Universitas Zurich, pada tahun 1919.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Swiss, Sam Ratulangi kembali ke Indonesia dan pindah ke Yogyakarta untuk mengajar matematika dan sains di Sekolah Teknik Princess Juliana School.