teknologi

Sorotan Khusus: AI Tak Hanya Sekadar Tren, namun Jadi Kebutuhan Pekerja Remote di era Digital Masa Kini

Senin, 1 September 2025 | 20:03 WIB
Ilustrasi pekerja digital nomad atau acapkali disebut sebagai remote worker. (Freepik.com/@jcomp).

Manadonesia.com - Bekerja secara jarak jauh kini bukan lagi hal baru. Banyak orang memilih bekerja dari rumah, kafe, bahkan berpindah-pindah negara sebagai pekerja digital nomad atau acapkali disebut "remote worker".

Kendati demikian, di tengah fleksibilitas itu muncul tantangan seperti perbedaan waktu, bahasa, hingga komunikasi dengan klien.

Artificial Intelligence (AI) kini dianggap sebagai solusi praktis. Teknologi ini tidak hanya membantu pekerja menyelesaikan tugas, tetapi juga membuat alur kerja lebih efisien.

Baca Juga: Masih Pengecekan, BGN Ungkap Bakal Ganti Food Tray MBG Jika Positif Mengandung Minyak Babi

Menurut laporan TIME, AI kini menjadi alat penting bagi pekerja remote untuk menjaga produktivitas.

“AI mampu mengisi celah ketika pekerja kesulitan menjaga fokus atau menghadapi keterbatasan waktu. Teknologi ini bekerja konsisten, bahkan saat penggunanya tidak sedang online,” tulis TIME dalam laporannya yang dikutip pada Senin, 1 September 2025.

Salah satu manfaat utama AI adalah kemampuannya menerjemahkan bahasa. Bagi para pekerja remote, hambatan bahasa kerap jadi tantangan ketika bekerja lintas negara.

Berkat tools seperti Google Translate dan DeepL, teks atau gambar bisa langsung diterjemahkan secara instan dengan hasil yang semakin akurat.

Selain itu, AI juga dinilai memudahkan dalam mengatur jadwal lintas zona waktu. Kalender pintar seperti Clockwise dapat menyesuaikan waktu meeting dengan otomatis, tanpa perlu repot menghitung perbedaan jam antarnegara. Fitur ini membantu pekerja menjaga keseimbangan antara fokus kerja dan komunikasi dengan tim.

“Bagi pekerja jarak jauh, menghitung perbedaan waktu dengan klien di berbagai negara bisa melelahkan. Dengan bantuan AI, jadwal bisa diatur secara otomatis sehingga lebih efisien,” demikian pernyataan TIME.

Bagi pekerja yang mengandalkan pembuatan konten, AI dapat mengubah satu artikel panjang menjadi beberapa format berbeda, misalnya posting LinkedIn atau pembaruan singkat di media sosial. Hal ini menghemat waktu sekaligus memperluas jangkauan audiens.

Selain efisiensi, penggunaan AI juga membantu pekerja remote mengurangi stres. Beban kerja yang biasanya terasa berat bisa lebih ringan ketika sebagian tugas dikerjakan otomatis oleh teknologi.

"Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan bahwa AI sebaiknya digunakan sebagai pendukung, bukan pengganti kreativitas manusia. Fleksibilitas dan sentuhan personal tetap menjadi nilai tambah bagi pekerja remote," ungkap Time.

Dengan memanfaatkan AI secara bijak, pekerja remote kini dianggap tidak hanya bisa lebih produktif, tetapi juga mampu menjaga keseimbangan hidup atau work-life balance.***

Tags

Terkini

Review Ponsel Pintar Realme V60 Pro, Sebagus Apa?

Senin, 30 Desember 2024 | 13:43 WIB