Manadonesia.com - Sebagian para pemilik usaha merasa canggung saat harus tampil di media sosial (medsos). Terutama, bagi mereka yang tidak suka membicarakan diri sendiri, membagikan pencapaian, atau merasa dirinya pemalu.
Kendati begitu, promosi diri atau personal branding lewat medsos kini menjadi bagian penting dalam mengembangkan bisnis.
Promosi diri dinilai tidak hanya membantu membangun citra pribadi, tetapi juga bisa memperkuat posisi sebagai pemimpin opini di industri yang digeluti. Hal ini pada akhirnya akan berdampak langsung pada kepercayaan konsumen dan pendapatan bisnis.
Baca Juga: Prabowo Diminta Nasionalisasi BCA untuk Tutupi Utang Negara, Sasmito Ungkap Dugaan Skandal BLBI
“Promosi diri lewat media sosial tidak selalu berarti pamer. Ada banyak cara untuk tetap terlihat profesional sekaligus autentik,” tulis Forbes dalam laporannya yang dikutip pada Senin, 1 September 2025.
Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan kurasi konten. Alih-alih langsung membuat konten orisinal, pebisnis bisa membagikan artikel, tulisan blog, atau video dari sumber lain.
Cara ini dinilai akan membuat perhatian publik tetap terfokus pada isu atau informasi yang relevan, bukan pada diri si pemilik usaha.
Agar lebih bernilai, pemilik bisnis bisa menambahkan opininya pada konten yang dibagikan.
Misalnya, memberi komentar soal dirinya yang setuju ataupun tidak dengan isu yang sedang hangat, atau membagikan pelajaran yang dipetik dari artikel tertentu.
“Daripada sekadar menyebut diri sebagai ahli, tunjukkan lewat pengalaman, studi kasus, atau tips praktis. Dengan begitu, audiens melihat kompetensi tanpa merasa sedang dibombardir promosi,” ungkap Forbes.
Langkah lain yang disarankan adalah bercerita lewat pengalaman pribadi. Storytelling dianggap ampuh untuk membangun kedekatan dengan audiens tanpa terkesan menjual.
Pebisnis bisa membagikan kisah di balik layar, tantangan yang dihadapi, hingga pelajaran penting dari perjalanan usaha.
Pengalaman pelanggan juga layak untuk ditampilkan. Testimoni, perjalanan konsumen, hingga konten buatan pengguna bisa menjadi “kemenangan” yang dibagikan tanpa terlihat berpusat pada pemilik usaha.
Menurut penelitian Wyzowl, 9 dari 10 orang lebih percaya pada cerita pelanggan dibanding klaim bisnis itu sendiri.
“Cerita pelanggan adalah aset penting. Mereka bisa membangun kepercayaan dan kredibilitas bisnis jauh lebih kuat dibanding iklan,” jelas Forbes terkait penelitian tersebut.
Artikel Terkait
Disangka Anggota Dewan, Akun Instagram Syahroni Mantan Pemain Timnas Indonesia Digeruduk Netizen
Bisa Dibeli di Online Shop, Ini 3 Rekomendasi Pasta Gigi untuk si Hobi Ngopi
Deflasi Agustus 2025 Capai 0,08 Persen, Inflasi Tahunan Tetap Terkendali
Perintah Prabowo pada Kapolri: Naikkan Pangkat Polisi yang Jadi Korban Demo Ricuh
Menko Airlangga Pastikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih di Jalur Positif Meski Rangkaian Aksi Aspirasi Terjadi
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Rp362,8 Triliun hingga Juli 2025
Airlangga Hartarto Beberkan Taktik Stimulus Ekonomi Semester II 2025, Program Prioritas Pemerintah Makin Gencar Dilakukan
BPS Catat Kunjungan Wisman ke RI Tembus 1,48 Juta pada Juli 2025, Didominasi Australia dan Malaysia
Long Weekend di Depan Mata! Ini 4 Tips Menyusun Itinerary untuk Liburan
Prabowo Diminta Nasionalisasi BCA untuk Tutupi Utang Negara, Sasmito Ungkap Dugaan Skandal BLBI