Namun, beliau kemudian tetap meminta kepada malaikat pencabut nyawa untuk memanggil sahabatnya, malaikat Jibril.
Nabi menyampaikan maksudnya untuk memanggil malaikat Jibril bahwa ada perkara penting yang ingin Beliau tanyakan kepada Jibril.
Di mana, setelahnya maka Rasulullah sudah akan siap untuk dicabut ruhnya dan kembali menghadap Allah SWT.
Setelah Jibril turun menemui Nabi Muhammad SAW, maka satu hal yang beliau tanyakan kepada Jibril, tentang apa saja berita gembira yang dibawakan oleh sang malaikat Jibril untuk dirinya.
Lalu Jibril kemudian menguraikan satu persatu dari apa yang menjadi kabar gembira untuk ia sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang pertama dari berita gembira tersebut, bahwa seluruh malaikat yang pernah Allah ciptakan sedang mengantri untuk menyambut ruh Nabi Muhammad SAW.
Kedua, bahwa ke-24 Nabi terdahulu diharamkan untuk masuk surga sebelum Nabi Muhammad SAW yang harus lebih dulu masuk ke dalam surga-Nya Allah.
Ketiga, jika Nabi Muhammad SAW mempunyai dosa dan kesalahan, maka Allah telah mengampuninya.
Nabi Muhammad SAW mendengar beberapa poin yang telah disebutkan oleh Jibril tersebut dengan hati yang senang atas pencapaian dirinya.
Sebab itu, Nabi Muhammad SAW mengatakan kembali kepada Jibril bahwa beliau tidak merasa khawatir dengan dirinya.
Namun Rasulullah mengatakan, bahwa ia kini mencemaskan nasib umat-umatnya, tentang bagaimana umatnya setelah ia meninggal nanti.
Subhanallah! Begitu cintanya Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umatnya.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyebut bahwa beliau mencemaskan anaknya, istrinya, dan keluarganya.