Kepala BGN Singgung PSSI ‘Sulit Menang’ karena Gizi Makanannya Kurang: Main 90 Menit Berat, Gizinya Tidak Bagus

photo author
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 21:17 WIB
Foto menu program Makan Bergizi Gratis. (Instagram/badangizinasional.ri)
Foto menu program Makan Bergizi Gratis. (Instagram/badangizinasional.ri)

Manadonesia.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyinggung tentang kekalahan Timnas sepak bola Indonesia.

Saat mengisi sambutan untuk Penandatanganan MoU di kantor Kementerian PU, Jakarta, pada Sabtu, 22 Maret 2025, Dadan mengungkapkan bahwa kelas masyarakat miskin dan rentan miskin di Indonesia justru memiliki angka kelahiran tinggi.

Karena itu, berimbas pada pemenuhan gizi yang tidak seimbang pada anak-anak tersebut.

“Di situlah sumber pertumbuhan penduduk Indonesia dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang,” kata Dadan pada acara tersebut.

“Jadi Pak Presiden gelisah kalau kita tidak intervensi ini, kelompok ini 60 persen tidak pernah melihat menu dengan gizi seimbang,” imbuhnya.

Ia lantas merujuk pada performa atlet dan kekalahan Timnas sepak bola Indonesia dalam beberapa pertandingan.

Menurutnya, bagi atlet, pemenuhan gizi yang seimbang juga diperlukan sejak kecil, karena itu berpengaruh pada saat ia dewasa.

“Jadi jangan heran kalau ‘PSSI’ itu sulit menang. Karena main 90 menit berat, kenapa? Karena gizinya tidak bagus, banyak pemain bola lahir dari kampung,” tambahnya.

Namun pada kesempatan tersebut, Dadan juga memberikan pujian bahwa PSSI kini memiliki pemain yang gizinya terpenuhi karena menghabiskan masa kecil di luar negeri.

“Nah sekarang ‘PSSI’ sudah agak baik karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda,” ucapnya.

“Meskipun belum mampu mengalahkan Australia dan Jepang, apalagi Jepang yang makan bergizinya sudah 100 tahun,” ujarnya

Dadan juga mengatakan bahwa makan dengan gizi yang baik juga memberi kecerdasan yang tinggi.

“IQ rata-rata tertinggi di dunia di Jepang, jadi untuk olahraga sekalipun kita butuh kecerdasan,” imbuhnya.

“Karena untuk bisa mengoper bola dengan cermat tanpa melihat, selain melihat, butuh kecerdasan, bisa membaca permainan lawan, dan lain-lain,” pungkasnya.
***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X