Manadonesia.com - Perusahaan raksasa asuransi American International Group, Inc. (AIG) pernah mengalami keterpurukan setelah krisis keuangan global.
Selama bertahun-tahun, AIG berjuang untuk keluar dari tekanan. Pergantian manajemen terjadi berulang kali, dan berbagai aset dijual untuk melunasi kewajiban pajak kepada pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari laporan tulis TIME yang dikutip pada Minggu, 31 Agustus 2025, diketahui sang CEO AIG, Peter Zaffino mengambil peran penting dalam menyelamatkan perusahaan dalam krisis itu. Begini ceritanya:
Baca Juga: Momen Ahmad Dhani Hampir Diusir dari Rapat RUU Hak Cipta Bersama DPR, Begini Kronologinya
1. Mengubah Budaya Perusahaan
Zaffino bergabung dengan AIG pada 2017 setelah lama berkarier di Marsh McLennan. Empat tahun kemudian, ia dipercaya menjadi CEO.
Tugas utamanya bukan sekadar memimpin, melainkan membangkitkan kembali AIG yang terpuruk.
Salah satu langkah awal Zaffino adalah mengubah budaya perusahaan. Ia menekankan pentingnya disiplin dalam underwriting serta ketelitian dalam mengelola risiko.
“Tanpa fondasi data, teknologi, dan budaya underwriting yang kami bangun sejak 2018, mustahil kami bisa memanfaatkan kecerdasan buatan seagresif sekarang,” jelas Zaffino yang dikutip dalam artikel yang sama.
2. Pangkas Lini Bisnis Berisiko
Zaffino juga diketahui tidak ragu memangkas lini bisnis yang dinilai terlalu berisiko. Ia menilai portofolio perusahaan dengan cermat dan melepaskan unit usaha yang membuat AIG semakin rapuh.
Di tengah meningkatnya bencana alam yang semakin sering terjadi, AIG di bawah Zaffino justru mampu menekan risiko. Kini perusahaan dianggap salah satu yang paling stabil dalam industri, dengan hasil keuangan yang lebih dapat diprediksi.
“Dengan memperkuat praktik underwriting, AIG berhasil menyeimbangkan risiko dengan keuntungan,” tulis TIME. Inilah titik balik yang membuat AIG kembali dipercaya di pasar global.
3. Lakukan Transformasi Digital
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan membantu underwriter memperoleh data lebih lengkap dalam waktu singkat. Dengan begitu, AIG disebut bisa mengambil keputusan lebih cepat, efisien, dan tetap akurat.
Artikel Terkait
Di depan DPR, Wamendagri Akui Pajak Bangunan Masih Jadi Andalan Utama Pemasukan Daerah
Bahlil: 2026 Beli Gas LPG 3 Kg Pakai NIK
Klarifikasi Lagi, Wakil Ketua DPR Luruskan Isu Tunjangan Rumah Rp50 Juta per Bulan untuk Anggota Dewan
Ada TNI saat Pengamanan Demo 25 Agustus di DPR, Polri Sebut Sudah Sesuai SOP
Muncul Dugaan Food Tray MBG Impor dari China Mengandung Babi, Organisasi Pelajar Desak Pemerintah Pakai Produk Lokal
Tak Ada Rencana Bertemu Anggota DPR saat Demo Buruh 28 Agustus, Ketum Partai Buruh Ungkap Bakal Ada Aksi Lain untuk Dialog
Sama-sama dari Gerindra, Prabowo Singgung Kasus Mantan Wamenaker Immanuel Ebenezer: Dia Belum Kader tapi Saya Tetap Malu
Danantara Gelontorkan Rp1,5 Triliun untuk Penyerapan Gula, Bapanas Peringatkan Pihak yang Masih Ngeyel Jual Gula di Bawah HAP
Sorotan Khusus: Salah Langkah di Hari Pertama, Gen Z Dinilai Bisa Resah Cari Pekerjaan Baru
Momen Ahmad Dhani Hampir Diusir dari Rapat RUU Hak Cipta Bersama DPR, Begini Kronologinya