Mulai Sejajar dengan Negara Raksasa, Kapal Selam Tanpa Awak di Indonesia Bakal Saingi Poseidon Rusia hingga Orca AS?

photo author
- Minggu, 16 November 2025 | 18:44 WIB
Menyoroti rencana kapal selam tanpa awak di Indonesia yang akan diproduksi massal pada tahun 2026 mendatang. (Dok. Kemhan RI)
Menyoroti rencana kapal selam tanpa awak di Indonesia yang akan diproduksi massal pada tahun 2026 mendatang. (Dok. Kemhan RI)

Manadonesia.com - Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden, Prabowo Subianto mulai memberi perhatian besar pada penguatan pertahanan laut.

Dengan banyaknya celah perairan yang kerap dimanfaatkan untuk penyelundupan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menilai penguatan alutsista atau armada bawah laut kian mendesak.

Terkini, salah satu fokus terbaru adalah pengembangan kapal selam tanpa awak atau KSOT yang akan diproduksi massal di dalam negeri.

Baca Juga: Usai Gudang Penimbun 42 Ton BBM di Babel Disita, Lihat Lagi Kasus Penyelundupan 5.000 Solar Subsidi di Pangkalpinang

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, Indonesia kini sudah berada di tahap uji coba KSOT.

Prototipe kapal selam autonomous itu telah diuji di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya.

"Kapal selam autonomous yang kita sebut KSOT. Kita coba dan kita akan bikin di PT PAL agar kita mass product di PT PAL mulai 2026," kata Sjafrie dalam sambutannya di pesawat Airbus A400M menuju Aceh, pada Minggu, 16 November 2025.

Sjafrie menegaskan, Indonesia siap memproduksi KSOT secara massal melalui BUMN strategis.

Ia menjelaskan, kapal selam tanpa awak ini didesain untuk menjaga wilayah perairan rawan penyelundupan.

Dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan, keberadaan drone kapal selam di bawah laut dinilai akan memperkuat sistem pemantauan.

"Sehingga semua celah dari alur laut kepulauan ini akan kita isi dengan kapal selam," ujar Sjafrie.

Sjafrie kemudian menegaskan, kesiapan teknis KSOT yang telah menjalani uji tempur dan dilengkapi senjata torpedo.

"Anak-anak bangsa kita sudah bisa memproduksi kapal selam tanpa awak. Sangat efektif karena dia bisa menyelam 6 bulan tidak perlu naik karena tidak ada awak di dalamnya," terangnya.

"Hanya pakai baterai selama 6 bulan, charge lagi, turun ke bawah. Kita lengkapi dengan senjata torpedo. Dan ini saya kira teman-teman sudah melihat juga uji tembak," imbuh Sjafrie.

Di sisi lain, Menhan RI itu juga memastikan, penguatan alutsista permukaan terus berjalan menyusul kedatangan KRI Brawijaya 320 yang kini menjadi fregat terbesar di Asia Tenggara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X