Mahfud menilai keterlibatan sejumlah pihak dalam urusan ekonomi dan proyek bisnis turut menyebabkan ketegangan internal.
Hal ini dianggap memunculkan perubahan karakter organisasi dan melemahkan nilai-nilai yang selama ini dijaga oleh para ulama pendiri.
Sindiran: “Bukan PBNU, Tapi PTNU”
Dalam penjelasannya, Mahfud MD menyampaikan kritik tajam terkait arah gerak institusi.
Ia menggunakan istilah “PTNU” untuk menggambarkan bagaimana dinamika internal mirip dengan sebuah perusahaan yang memiliki pemegang saham dan struktur manajerial.
"Jadi bukan PBNU, PTNU akhirnya. Perusahaan terbatas akhirnya. Antara pemegang saham, betul. Kemudian ada komisaris, ada direksi," pungkasnya.
Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa ia menilai konflik saat ini lebih berkaitan dengan perebutan akses dan kepentingan ekonomi dibandingkan dengan persoalan ideologi atau prinsip organisasi.***
Artikel Terkait
Puncak Arus Mudik Nataru Diprediksi 24 Desember, Arus Balik 2 Januari 2026
Sido Muncul Salurkan Dana dan Produk Kesehatan Senilai Rp900 Juta untuk Penanganan Bencana di Sumatera
Soal Dugaan TPPU Eks Bupati Tanah Bumbu Capai Rp100 Miliar, KPK Soroti Aliran Dana ke PBNU
Jalur Medan-Aceh Tamiang Mulai Dapat Diakses di Tengah Asa Pemulihan Para Korban Imbas Banjir Sumatera
Kontroversi Kebijakan Menkeu Purbaya Setop Impor Baju Bekas: Angin Segar bagi Industri, tapi Bikin Pedagang Merana
Kargo Technologies Resmikan Identitas Baru, Dorong Elektrifikasi Armada Logistik Hingga 40.000 Kendaraan di 2035
Pilu Gubernur Mualem Lihat Bencana Aceh dari Udara: Mata Menangkap Luka di Tanah Rencong
Soal Rentetan Bencana di Sumatera, Mahfud MD Singgung Dugaan Penyalahgunaan Izin Tambang
Saat 2 Kapal Besar Berlayar ke Pesisir Timur Aceh, Bawa Tenda hingga Obat-obatan untuk Para Korban Banjir Bandang
DevFest Bandung 2025: Sukses Selenggarakan Acara Teknologi Terbesar Se-Nusantara