Manadonesia.com - Paryatin alias wanita asal Ponorogo yang memiliki nama palsu Dewi Astutik, ditangkap Kepolisian Kamboja setelah diduga menjadi otak penyelundupan narkoba 2 ton ke Indonesia.
Sebelumnya diketahui, aparat Kepolisian Intelijen Indonesia dan Kamboja melakukan operasi senyap dan berhasil menangkap Dewi Astutik pada Senin, 1 Desember 2025.
Saat itu, Dewi Astutik ditangkap bersama kekasihnya, Abdul Halim yang merupakan seorang warga negara (WN) Pakistan.
Baca Juga: Penyaluran Bantuan di Aceh Hadapi Tantangan Berat, Rusaknya Infrastruktur Bikin 4 Wilayah Terisolir
Terkini, Wakil Kepala Departemen Polisi Intelijen Kamboja, Kolonel Chem Vannareth mengungkapkan kronologi penangkapan tersebut.
“Berdasarkan informasi yang diberikan oleh polisi Indonesia, polisi Kamboja menangkapnya (Dewi Astutik) pada 1 Desember 2025 di Hotel Novotel di Sihanoukville, Provinsi Preah Sihanouk,” kata Vannareth sebagaimana dikutip dari media lokal di Kamboja, Khmer Times, pada Kamis, 4 Desember 2025.
Lantas, apa saja fakta terkini soal penangkapan Dewi Astutik dalam kasus penyelundupan barang haram di RI itu? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Red Notice pada Maret 2025
Vannareth menjelaskan, operasi penangkapan terhadap Dewi Astutik dilakukan menyusul red notice atau pemberitahuan merah dari pihak Interpol RI tertanggal 12 Maret 2025 lalu.
Dalam red notice itu, Dewi Astutik dilaporkan telah dicari aparat RI atau dalam hal ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait kasus narkoba dan perdagangan manusia.
Vannareth menyebut, laporan tersebut menduga Dewi Astutik telah melakukan tindak pidana tersebut di Indonesia pada tahun 2024.
Saat itu, wanita asal Ponorogo tersebut diketahui posisinya terdeteksi di Kamboja.
Ditangkap Tanpa Perlawanan
Pada 1 Desember 2025, Dewi Astutik dilaporkan telah ditangkap tanpa perlawanan saat hendak memasuki mobil Prius warna putih.
Wanita yang diduga menjadi gembong narkoba itu mengenakan kaos putih dan celana jeans warna biru.
Artikel Terkait
Kontroversi Kebijakan Menkeu Purbaya Setop Impor Baju Bekas: Angin Segar bagi Industri, tapi Bikin Pedagang Merana
Kargo Technologies Resmikan Identitas Baru, Dorong Elektrifikasi Armada Logistik Hingga 40.000 Kendaraan di 2035
Pilu Gubernur Mualem Lihat Bencana Aceh dari Udara: Mata Menangkap Luka di Tanah Rencong
Soal Rentetan Bencana di Sumatera, Mahfud MD Singgung Dugaan Penyalahgunaan Izin Tambang
Saat 2 Kapal Besar Berlayar ke Pesisir Timur Aceh, Bawa Tenda hingga Obat-obatan untuk Para Korban Banjir Bandang
DevFest Bandung 2025: Sukses Selenggarakan Acara Teknologi Terbesar Se-Nusantara
Isu Perpecahan di NU Meluas, Mahfud MD Mengingatkan Adanya Pengaruh Proyek dan Perizinan
Jaga Marwah Laporkan Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban ke KPK
Menteri Bahlil Janjikan Pemulihan Listrik Imbas Banjir-Longsor di Tapanuli Tengah akan Pulih Total pada Jumat Pekan Ini
Penyaluran Bantuan di Aceh Hadapi Tantangan Berat, Rusaknya Infrastruktur Bikin 4 Wilayah Terisolir