nasional

Sorotan Khusus: Salah Langkah di Hari Pertama, Gen Z Dinilai Bisa Resah Cari Pekerjaan Baru

Kamis, 28 Agustus 2025 | 13:22 WIB
Ilustrasi keresahan Generasi Z saat memasuki dunia kerja. (Freepik.com)

Manadonesia.com - Memasuki dunia kerja untuk pertama kali, acapkali membuat seseorang merasa canggung dan tidak yakin.

Laporan TIME yang dipublikasikan pada Juli 2025 menemukan hal itu juga ternyata dialami oleh Generasi Z atau kerap disebut Gen Z yang kini mulai mendominasi pasar tenaga kerja.

"Gen Z hadir dengan energi, kemampuan digital, dan nilai yang kuat, namun seringkali minim pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan budaya kerja," demikian tertulis dalam laporan TIME.

Baca Juga: Danantara Gelontorkan Rp1,5 Triliun untuk Penyerapan Gula, Bapanas Peringatkan Pihak yang Masih Ngeyel Jual Gula di Bawah HAP

Proses orientasi atau onboarding menjadi tahap awal yang sangat menentukan. Sayangnya, banyak perusahaan masih menggunakan cara lama yang hanya menekankan pada urusan administrasi dan teknis.

Menurut laporan Time, Onboarding adalah jembatan antara 'diterima' dan 'bagian dari tim ini'. Kendati demikian, hanya 12 persen karyawan yang menilai perusahaan mereka melaksanakan onboarding dengan baik.

"Hanya 29 persen yang merasa siap menjalankan peran baru usai orientasi," ungkap TIME dalam laporannya.

Kenyataan tersebut menunjukkan adanya kesenjangan besar. Padahal, riset juga memperlihatkan perusahaan dengan sistem onboarding yang baik mampu meningkatkan retensi, produktivitas, serta keterlibatan karyawan.

Bagi Gen Z, proses memulai pekerjaan tidak bisa sekadar formalitas. Mereka membutuhkan arahan yang jelas dan penjelasan mengenai peran mereka berkontribusi dalam tujuan besar perusahaan.

"Generasi Z sangat ingin tahu bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi pada tujuan besar organisasi. Semakin jelas hubungan itu, semakin tinggi pula tingkat keterlibatan mereka," ungkap TIME.

Salah satu langkah penting adalah melakukan pre-boarding, yaitu proses penyambutan sebelum hari pertama bekerja.

Caranya bisa sederhana, misalnya melalui pesan video pribadi dari manajer yang menjelaskan peran karyawan baru, gambaran minggu pertama, serta informasi tentang tim dan alur kerja.

Langkah ini dinilai membantu karyawan baru merasa dihargai sejak awal. Perusahaan juga bisa menambahkan paket sambutan kecil sebagai simbol bahwa mereka serius membangun hubungan jangka panjang dengan talenta muda.

"Karyawan yang merasa disambut sejak hari pertama akan membangun rasa memiliki yang lebih kuat. Studi menunjukkan pekerja yang memiliki sense of belonging 3,5 kali lebih mungkin memberikan kontribusi maksimal," terang laporan TIME.

Berkaca dari hal itu, memulai pekerjaan bagi Gen Z membutuhkan strategi onboarding yang lebih personal dan terukur.

Halaman:

Tags

Terkini