“Kita akan melapis, pengawasan eksternal pada SPPG ini selama seminggu lagi. Kemenkes, Kemendagri karena aparatnya di bawah Pemda dan BPOM akan membantu BGN yang melakukan pengawasan internal setiap hari dan pengawasan eksternal setiap minggu, dari luar,” paparnya.
Pengawasan pada Penerima Manfaat
Budi juga membeberkan bahwa pihak sekolah juga dilibatkan untuk melakukan pengawasan sebelum para siswa mengonsumsi makanan MBG.
“Sekolah penerima makanan ini bantu pengawasan dan koordinasi dengan Mendikdasmen, bisa memanfaatkan unit-unit kesehatan sekolah, upaya kesehatan sekolah di seluruh sekolah di bawah beliau untuk bisa membantu mengawasi,” ujarnya.
“Seenggaknya begitu makanannya datang kan kita bisa dilihat lah warnanya ada berubah apa nggak, baunya aneh nggak, fisiknya lendir-lendiran nggak?” tuturnya.
Pengawasan sederhana tersebut, menurut Budi untuk mengurangi risiko keracunan saat siswa mengonsumsi MBG.
Efektivitas MBG Bakal Dipantau
Monitoring pelaksanaan program juga dilakukan dengan para penerima manfaat akan diukur tinggi badan dan berat badan setiap 6 bulan sekali.
Data tersebut akan disinkronkan dengan data program cek kesehatan gratis (CKG) anak-anak sekolah.
“Kita bisa tahu efektivitasnya program seperti apa, dan setiap tahun sekali akan lakukan survei gizi nasional di mana dulu hanya dilakukan stunting. Ini akan ditambah untuk di atas 5 tahun khusus anak sekolah,” jelasnya.
“Jadi, kita bisa lihat bisa perkembangan status gizi dan akan digunakan sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan nanti yang akan dilakukan,” tandasnya.
***