Manadonesia.com - Pengamat politik Said Didu menyoroti tentang pernyataan tegas Presiden Prabowo yang menyebut akan bertanggung jawab soal Whoosh.
Menurut Said, pembicaraan publik Whoosh memanas usai Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ogah mengambil uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utangnya.
Puncak diskusi polemik Whoosh ini, menurut Said adalah ketika pernyataan Prabowo soal tanggung jawab proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) itu terlontar.
Baca Juga: Jokowi Dukung Filosofi Mikul Duwur Mendhem Jero untuk Hormati Pemimpin Terdahulu
“Puncaknya kemarin Presiden Prabowo (bilang) ‘Tidak ada yang salah di kereta cepat ini dan saya akan ambil tanggung jawab’, kira-kira begitu,” ujar Said Didu dalam podcast bersama Indra J. Piliang yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan TV pada Kamis, 6 November 2025.
Pernyataan Prabowo Munculkan Banyak Penafsiran untuk Sejumlah Pihak
Dari pernyataan Prabowo mengenai ambil alih tanggung jawab Whoosh, menurut Said membuat banyak tafsiran yang muncul.
“Tafsiran publik lebih banyak menyatakan bahwa Prabowo betul-betul mau pasang badan terhadap kesalahan-kesalahan Joko Widodo,” kata Said.
Ia melanjutkan bahwa ada penafsiran lain mengenai pernyataan Prabowo, yakni tanggung jawabnya sebagai Kepala Negara.
“Tafsiran lain menyatakan itu sebagai tanggung jawab presiden terhadap pemerintah sebelumnya, itu normal saja,” imbuhnya.
“Nah, ini juga ditujukan untuk mungkin menenangkan China di sana, ‘Tenang aja, pasti kami bayar’ karena China pasti tahu kalau dibayar dari penghasilan kereta api cepat, nggak mungkin,” jelasnya.
Pernyataan itu, kata Said juga untuk menenangkan PT KAI (Persero) di mana Direktur Utamanya, Bobby Rasyidin, sempat menyebut Whoosh bagai bom waktu yang siap meledak terkait utang yang ditanggungnya.
“Mungkin juga menenangkan Dirut Kereta Api untuk tidak memikirkannya karena itu urusan negara,” lanjutnya.
Pernyataan yang Tunjukkan Perbedaan dengan Menkeu Purbaya
Dengan pernyataan tanggung jawab dari Prabowo, menurut Said justru membuat pertentangan dengan pernyataan Menkeu Purbaya.