nasional

Adian Napitupulu Beberkan Fakta Buruk Industri Tekstil: 3.781 Liter Air untuk Sebuah Jeans dan 20 Persen Polusi Udara

Kamis, 20 November 2025 | 10:01 WIB
Adian Napitupulu menyebut anak muda gemar thrifting karena kesadaran dalam menyelamatkan lingkungan. (Tangkapan layar YouTube TVR Parlemen)

Manadonesia.com - Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Adian Napitupulu, menjelaskan alasan di balik tren anak muda membeli pakaian thrifting atau baju bekas.

Menurut Adian, perilaku tersebut bukan semata-mata soal harga murah, melainkan terkait kesadaran generasi muda dalam menyelamatkan lingkungan, khususnya air bersih.

Penjelasan itu ia sampaikan dalam rapat BAM DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu, 19 November 2025.

Baca Juga: Guguran Lava dan Cuaca Buruk Ancam Permukiman Sekitar Semeru, Warga Diminta Ikuti Arah Resmi PVMBG

Adian mengaku sebelumnya sempat berdiskusi melalui WhatsApp dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menyampaikan data riset terkait tren thrifting di kalangan generasi milenial dan Gen Z.

"Bahwa kalau beli baju thrifting adalah upaya mereka untuk menyelamatkan air bersih," ucap Adian.

Menurut Adian, riset yang ia tunjukkan kepada Purbaya mencatat bahwa 67 persen generasi milenial dan Gen Z menyukai thrifting karena ingin mengurangi penggunaan air bersih.

Politisi PDIP itu menuturkan, industri tekstil menyerap air dalam jumlah besar untuk setiap produk pakaian.

Adian memaparkan bahwa satu celana jeans membutuhkan sekitar 3.781 liter air, sementara satu kaos katun membutuhkan 2.700 liter, atau setara kebutuhan minum seseorang selama 2,5 tahun.

"Jadi kalau kemudian generasi milenial itu risetnya 67 persen, menggemari thrifting salah satu alasannya ini. Artinya thrifting tidak bisa dilihat sederhana seperti yang dikatakan Pak Purbaya," ujarnya.

Industri Tekstil Disebut Sumbang 20 Persen Kerusakan Udara

Adian menambahkan, masalah lingkungan yang ditimbulkan industri tekstil tidak hanya terkait penggunaan air bersih.

Anggota DPR itu menyebutkan bahwa industri tersebut juga menyumbang kerusakan udara dalam jumlah signifikan.

"Dari data yang didapat ternyata industri tekstil itu menyumbang 20 persen kerusakan udara," kata Adian.

Menurutnya, angka-angka tersebut membuat pilihan generasi muda terhadap thrifting menjadi masuk akal.

Halaman:

Tags

Terkini