Sebab, meski sama-sama tradisi mandi massal,
namun keduanya memiliki perbedaan mencolok baik dari tata cara serta motif pelaksanaannya.
Selain itu, yang unik dari cara pelaksanaan Monginbalu Kon bulan, masyarakat yang tidak sempat datang mandi massal akan meminta jiow (Tokoh Agama) membuatkan air yang dibacakan doa atau niat mandi puasa untuk dipakai mandi di rumah.
Dalam tradisi Monginbalu Kon bulan biasanya juga akan banyak perempuan yang melakukan keramas menggunakan minyak dari parutan kelapa yang diolah sedemikian, biasa disebut "coho".
Yang memiliki khasiat membuat rambut lebih hitam dan menghilangkan kutu rambut, kegiatan keramasnya biasa disebut bacoho.
Sebagian memandang kalau bacoho merupakan bagian dari prosesi Monginbalu Kon bulan. Namun, sebenarnya bacoho bukanlah bagian dari pelaksanaan tradisi ini.
Hal itu tidak lain hanya dianggap sebagai aktivitas keramas biasa layaknya orang yang memakai shampo, namun masyarakat menggunakan parutan kelapa dalam melakukannya.
Cara mandi massal dalam tradisi Monginbalu Konbulan hanya sekadar kena air yang disiram-siramkan oleh jiow.
Sementara, untuk mandi membersihkan tubuh sepenuhnya itu nanti dilakukan di rumah.
Tradisi Monginbalu Kon bulan sudah sangat lama dilakukan oleh masyarakat muslim Bolaang Mongondow.
Suku Mongondow menyambut datangnya Ramadhan dengan membersihkan diri, mandi suci puasa Ramadhan, sebab besok sudah akan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Mandi Bulan juga menjadi penguat niat serta ke