Tradisi Menyambut Ramadhan Unggahan Bonokeling Banyumas, Pikul Hasil Bumi Hingga Masuk Makam Tanpa Alas Kaki

photo author
- Selasa, 21 Februari 2023 | 20:57 WIB
Tradisi Menyambut Ramadhan Unggahan Bonokeling Banyumas, Mulai dari Pikul Hasil Bumi Hingga Masuk Makam Tanpa Alas Kaki (YouTube Kancanjagong Official & YouTube Kaki Kurni)
Tradisi Menyambut Ramadhan Unggahan Bonokeling Banyumas, Mulai dari Pikul Hasil Bumi Hingga Masuk Makam Tanpa Alas Kaki (YouTube Kancanjagong Official & YouTube Kaki Kurni)

MANADONESIA.COM – Bicara tentang tradisi menyambut Ramadhan memang tidak akan ada habisnya.

Sebagai negara yang penuh dengan kebudayaan, tradisi menyambut Ramadhan menjadi salah satu warisan leluhur yang masih dilestarikan, termasuk unggahan Bonokeling di Banyumas.

Unggahan Bonokeling di Banyumas ini sudah ada sejak beberapa tahun silam, dan masih dilestarikan sampai dengan hari ini.

Baca Juga: Inilah Tradisi Unik 5 Negara saat Bulan Ramadhan, Nomor 3 Ide Bagus Untuk Ditiru di Indonesia

Tradisi perlon unggahan ini rata-rata dilakukan oleh para penganut Islam Kejawen di Banyumas, di makam Bonokeling.

Dilansir dari kanal YouTube Kancanjagong Official, ritual unggahan ini dilaksanakan pada hari Jumat terakhir pada bulan Sya'ban atau Ruwah.

Ritual atau tradisi yang juga dikenal dengan nama sadran ini, mewajibkan para penganut Islam Kejawen untuk mengenakan pakaian adat Jawa.

Baca Juga: Monginbalu Konbulan, Nyamannya Mandi Bersama yang Jadi Tradisi Menyambut Ramadhan Masyarakat Bolaang Mongondow

Di mana untuk kaum wanita hanya mengenakan kemben atau kain jarit, dilengkapi selendang berwarna putih.

Sedangkan untuk para pria, harus mengenakan kain jarit yang dilengkapi dengan iket atau ikat kepala.

Prosesi unggahan tersebut dilakukan selama 3 hari, dengan melibatkan ribuan anak-cucu Bonokeling.

Baca Juga: Serunya Main Meriam Karbit yang Jadi Tradisi Warga di Pontianak, Kalimantan Barat, Saat Menyambut Ramadhan

Tradisi unggahan ini dilakukan sebagai cara masyarakat adat Bonokeling membersihkan batin, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Pelestarian dari tradisi unggahan ini bisa tetap terjaga karena generasi tua senantiasa mengajarkannya kepada anak-cucu mereka.

Akan tetapi, untuk mengikuti tradisi, generasi penerus juga harus memiliki keinginan dan kemauan untuk melakukannya sendiri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: YouTube

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Ornamen Akuarium yang Bikin Ikan Makin Betah

Jumat, 14 November 2025 | 09:19 WIB
X