Manadonesia.com - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu, mengklarifikasi terkait isu adanya pasien BPJS Kesehatan Mandiri yang harus titipkan ponsel untuk menebus obat di apotek pelengkap.
RSUD Kotamobagu: Pelayanan Setara dan Penjelasan Terkait Isu Pelayanan Obat
RSUD Kotamobagu menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi bagi seluruh pasien, baik peserta BPJS Kesehatan kelas 1, 2, 3, maupun pasien umum.
Isu yang sempat beredar mengenai pasien harus memberikan jaminan untuk menebus obat ditegaskan tidak benar.
"Semua pasien mendapatkan hak yang sama, termasuk dalam pelayanan obat, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan," tegas Direktur RSUD Kotamobagu, Fernando M. Mongkau S.Kep Ns M.Kes.
Kebijakan Pelayanan Obat di RSUD Kotamobagu
Fernando menjelaskan jika RSUD Kotamobagu memastikan seluruh obat yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan Formularium Rumah Sakit yang diselaraskan dengan Formularium Nasional Nomor: HK.01.07/MENKES/1818/2024.
"Hal ini menjamin bahwa seluruh pasien, tanpa memandang status BPJS atau umum, menerima obat yang sesuai dengan aturan nasional," ujarnya.
Adapun terkait isu jaminan berupa ponsel untuk menebus obat, pihak RSUD menyatakan bahwa hal tersebut bukan kebijakan rumah sakit maupun apotek pelengkap yang bekerja sama dengan RSUD Kotamobagu.
Setelah dilakukan konfirmasi, diketahui bahwa pemberian ponsel sebagai jaminan merupakan inisiatif pribadi keluarga pasien, yakni Gunawan Paputungan, warga Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Faktor Penyebab Kejadian
Insiden ini bermula karena obat yang dibutuhkan pada saat itu sedang dalam proses pemesanan akibat keterlambatan pengiriman selama hari libur.
Untuk menutupi kekosongan, RSUD bekerja sama dengan apotek pelengkap sesuai Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara RSUD Kotamobagu dan Kimia Farma.
Menurut keterangan petugas yang bertugas malam itu, Gunawan sempat diberikan edukasi bahwa obat tersebut dapat diambil terlebih dahulu dan pembayarannya akan ditanggung langsung oleh pihak RSUD ke apotek.
Namun, terjadi kesalahpahaman karena sebelum melayani Bapak Gunawan, ada pasien umum yang membayar obat serupa secara tunai. Hal ini membuat Bapak Gunawan salah paham dan akhirnya memilih untuk menitipkan ponselnya sebagai jaminan.
Artikel Terkait
Patrick Kluivert Ingin Beri Dampak untuk Garuda? Begini Plus-Minus sang Legenda Belanda Itu Kala Masih Tukangi Timnas Curacao
Alasan Meghan Markle Masih Kena Nyinyiran Netizen Meski Terlihat Turun Langsung Beri Bantuan pada Korban Kebakaran LA
Bandingkan Cara Didiknya pada Lolly yang Persis dengan Masa Kecilnya Sendiri, Nikita Mirzani: Dipikirnya Saya Orang Tua yang Kejam
Park Hyung-sik Jadi Sosok Ambisius dengan Uang, Tampil Misterius di Buried Hearts
PSSI Ungkap Peran Ganda Patrick Kluivert di Kursi Kepelatihan Garuda, Bakal Jadi 'Magnet' Pemain Grade A di Eropa?
Kode Keras Kluivert ke Pemain Timnas Indonesia: Perjuangkan Banyak Menit Bermain Bersama Klub!
Menyoal Iring-iringan RI-36 Milik Raffi Ahmad, Pejabat di Negara Eropa Ini Justru Dilarang Punya Mobil Dinas!
Banyak Iklan Judol di Meta Akibat Tak Ada Regulasi Aturan Sosmed dari Pemerintah: Tegur Wadahnya, Tegur Meta!
Carmen Resmi Jadi Idol SM Entertainment Pertama dari Indonesia, Teaser Perdana Tayang di SMTOWN LIVE 2025
Cara Daftar Akun SNPMB 2025 yang Dibuka 13 Januari, Berlaku untuk SNBP, SNBT dan Gap Year