Dalam menafsirkan ayat tersebut di atas, ada tiga versi :
1. Imam Syafi’i, menafsirkan bahwa apabila bersentuhan tanpa alas, maka wudhu batal, sesuai dengan harfiyah ayat.
1. Imam Malik, menafsirkan bahwa jika bersentuhan dengan sengaja dan meransang, barulah batal wudhunya.
1. Imam Hanafie, menafsirkan bahwa tidak batal, karena yang dimaksudnya ayat tersebut ber sengama, sesuai makna batin (metaforas).
Jika seorang Ulama (mubaligh) menjelaskan pesan agama seperti itu, maka itulah yang dinamakan tahkim, sesuai fungsi Ulama. Bukan mengklaim hanya satu pendapat mibaligh yang benar, karena ketiganya berdasarkan Alquran.
Diserahkan kepada umat memilih salah satunya, sesuai kondisi daerahnya.
Kalau banyak air, cocok ala Syafi’i dan kalau susah air dan mahal harganya, cocok ala Malik dan itulah yang dipraktekkan katika thawaf di Mekah.
Dengan demikian masalah tarwih, 8 rakaat yang dulakukan nabi di Masjid, hanya 3 kali, tetapi luar biasa panjangnya surah dan indah bacaan (ada istilah bengkak kakinya berdiri) dan 20 rakaat yang dilakukan ijma’ (aklamasi) sahabat Nabi di masjid, dan tidak panjang surahnya.
Kalau begitu, keduanya tidak ada yang persis Nabi, karena keduanya melakukan 30 malam di masjid dan surahnya yang pendek. (Lihat Bukhari dan Muslim dalam Al-Sanadi, I: 342-343). Menurut oenulis, andai kata seseorang tidak mau tarwih di bulan Ramadhan, tidak berdosa, karena hukumanya sunat.
Yang berdosa, jika seorang tidak puasa, padahal tidak sakit dan musafir. Namun, alangkah ruginya sesorang kalau di waktu panen pahala Ramadhan, lalu tidak memperbanyak amalan. Kapan lagi?.
Akhirnya, peran utama Ulama. Utamanya di bulan Ramadhan, hendaknya tetap konsisten sebagai seorang Gurutta (teladan), menyampaikan tabligh, amar ma’ruf dan nahi mungkar dan tahkim (solusi) yang segar, mempersatukan umat, dan membantu pemerintah dalam pembangunan bangsa. Semoga Allah Swt. Menerima amalan kita terutama di bulan suci Ramadhan ini, Amin.
Akhirul kalam, Billahi Fissabilhaq, Fastabiqul Khoirot. Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.***
Artikel Terkait
Materi Singkat Kultum Ramadhan 2023: Islam Dan Toleransi
Kultum Ramadhan 2023: Puasa Perut, Tak Hanya Tahan Lapar Dahaga, Bagus Dibawakan Setelah Selesai Tarawih
Kultum Ramadhan 2023 Tentang Nuzulul Quran, Kewajiban Kita Setelah Turunnya Al-Quran, Subhanallah!
Kultum Singkat Ramadhan 2023 Tentang Islam Dan Keteladanan Rasulullah SAW Dalam Membangun Masyarakat Madani
Materi Kultum Ramadhan 2023: Sedekah Di Bulan Puasa, Mari Kumpulkan Pahala Sebanyak-banyaknya
Kultum Ramadhan 2023: Al-Quran Dan Pencerahan Hati Nurani
Teks Kultum Ramadhan 2023 Tentang Al-Quran Sumber Transformasi Budaya
Kultum Ramadhan 2023: Membumikan Al-Quran Dan As-Sunnah Harapan Dan Tantangan
Materi Kultum Ramadhan 2023: Delapan Kiat Menuju Husnul Khatimah
Penting untuk Disimak! Kultum Ramadhan 2023 Tentang Membentuk Kepribadian Pemimpin