Inspirasi Bisnis: Susu Nabati, dari Tren Gaya Hidup ke Peluang Cuan Menjanjikan

photo author
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 13:26 WIB
Ilustrasi susu nabati yang menjadi tren gaya hidup dan memunculkan peluang cuan untuk pengusaha UMKM. (Unsplash.com/WengangZhai)
Ilustrasi susu nabati yang menjadi tren gaya hidup dan memunculkan peluang cuan untuk pengusaha UMKM. (Unsplash.com/WengangZhai)

Manadonesia.com - Dahulu susu nabati hanya dianggap pilihan tambahan bagi segelintir orang yang tidak mengonsumsi susu sapi.

Kini, pasar dinilai tengah berubah drastis. Dari kedai kopi kecil hingga ritel besar seperti Dunkin’ Donuts, susu nabati menjadi pilihan utama yang tak lagi dikenakan biaya tambahan.

Perubahan ini membuka peluang bisnis yang semakin luas, dari produsen bahan baku hingga pelaku UMKM minuman kekinian.

Baca Juga: Kisah Hidup Goh Cheng Liang, Pemilik Nippon Paint yang Kini Telah Wafat di Usia 98 Tahun

Berdasarkan laporan Vogue, pasar susu nabati berkembang pesat berkat meningkatnya kesadaran akan kesehatan, keberlanjutan lingkungan, dan gaya hidup modern.

“Data Global Market Insights mencatat, nilai pasar susu nabati pada tahun 2019 telah menembus 12 miliar dolar AS atau setara Rp195,71 triliun dan diproyeksikan tumbuh 11 persen per tahun hingga 2026 mendatang," demikian pernyataan Vogue yang dikutip pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Tren ini tidak muncul begitu saja. Susu kedelai, almond, dan kelapa sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Namun, baru di era 2000-an mereka masuk arus bisnis utama.

Kesuksesan merek-merek besar seperti Oatly membuktikan inovasi rasa, kemasan, dan strategi pemasaran bisa mengubah produk niche menjadi kebutuhan sehari-hari.

Dewasa ini, konsumen mulai mencari alternatif baru yang lebih ramah lingkungan, seperti Almond yang dulu menjadi primadona mulai ditinggalkan karena isu penggunaan air yang tinggi.

Oleh sebab itu, muncul peluang bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan bahan-bahan baru seperti pistachio, macadamia, mete, hingga biji bunga matahari.

Contohnya, merek Tache mengangkat pistachio sebagai bahan utama. Selain membutuhkan 75 persen lebih sedikit air dibanding almond, pistachio juga punya rasa dan tekstur alami yang creamy tanpa bahan tambahan.

Inovasi juga merambah ke segmen non-kacang. Misalnya Lattini, mengembangkan susu dari biji bunga matahari yang bebas alergen, sehingga bisa menjangkau konsumen yang alergi kacang.

"Fermentasi menjadi tren baru yang mulai dilirik. Koatji, merek hasil kreasi chef berbintang Michelin, memadukan oat dengan beras koji fermentasi untuk menghasilkan rasa lebih kompleks dan tekstur creamy," tulis laporan Vogue.

Desain kemasan juga menjadi faktor penting. Konsumen modern cenderung memilih produk yang tidak hanya enak, tetapi juga menarik secara visual.

Bagi pengusaha atau pelaku bisnis, tren ini adalah momen tepat untuk bereksperimen. Bisa dengan memproduksi susu nabati lokal dari bahan khas Indonesia seperti kacang hijau hingga singkong.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X