Manadonesia.com - Viral di media sosial video diduga masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga ramai-ramai melakukan penjarahan di sebuah minimarket untuk memenuhi kebutuhan logistiknya.
Salah satunya diunggah oleh akun Instagram @sumutnusantara pada Sabtu, 29 November 2025, tampak sejumlah warga merangsek masuk dan mengosongkan rak makanan di dalam minimarket tersebut.
“Akses jalan yang terputus membuat distribusi logistik belum dapat masuk secara normal. Beberapa minimarket di Pandan mulai dijarah karena sulitnya memperoleh kebutuhan pokok,” dikutip dari tulisan dalam keterangan akun tersebut.
Baca Juga: Akses Jalan Masih Terputus, Bantuan Logistik Sibolga dan Tapanuli Utara Bakal Lewat Udara dan Laut
Penjarahan rupanya tak hanya terjadi di Tapanuli Tengah dan Sibolga, tetapi juga di Aceh Tamiang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan menyebut timnya pun sempat dicegat oleh warga untuk mengambil logistik.
Logistik Bantuan Tim BNPB Direbut Warga
Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan kejadian penjarahan logistik juga dialami oleh timnya saat berada di Tapanuli Tengah.
“Memang berseliweran ya, bukan hanya di Aceh Tamiang, tadi di Sumatera Utara tepatnya di Tapanuli Tengah saat kita mendistribusikan logistik ke Bandara Pinangsori, ada sekelompok masyarakat yang berusaha untuk merebut logistik itu,” kata Suharyanto dalam konferensi pers pada Jumat sore, 29 November 2025.
“Ya kami perintahkan untuk itu diberikan saja,” imbuhnya.
Penjarahan karena Belum Ada Bantuan Logistik yang Diterima
Suharyanto kemudian mengatakan bahwa aksi masyarakat yang berusaha merebut logistik tersebut karena belum mendapatkan bantuan dan tidak ada niat jahat di dalamnya.
“Tentu saja kita yakin dan percaya bukan niatnya jahat tapi karena takut, mungkin karena memang sudah beberapa jam atau mungkin ada yang belum makan dari beberapa hari gitu sehingga terkesan begitu,” lanjutnya.
“Tapi begitu kita berikan kebutuhannya mereka, kita sampaikan kemudian kita beri penjelasan bahwa logistik akan datang secara terus-menerus, bukan hanya sekali atau dua kali,” paparnya.
Lebih lanjut, Suharyanto mengakui adanya kendala dalam distribusi bantuan kepada para warga yang terdampak karena kapasitas jumlah paket logistik yang bisa diangkut.
Artikel Terkait
Bupati Aceh Tengah Akui Pemda Tak Mampu Tangani Bencana, Kepala BNPB Sebut Komunikasi Masih Terbatas
Kisah Anggota Polisi di Polda Riau yang Gugur dalam Bencana Sumbar, Sempat Selidik Kasus di Lapas Padang
Kayu Gelondongan Terbawa Arus saat Banjir, Tapanuli Selatan Jadi Wilayah Paling Parah Terdampak
Bantuan untuk Tapteng dan Sibolga Lewat Jalur Aceh, Pemprov Sumut Minta Masyarakat Bersabar
Total WNI yang Tewas dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong Kini Bertambah Jadi 9 Korban Jiwa, 3 Orang Luka-luka
Pratikno Ungkap Skenario Pemulihan Bencana Sumatera, Sebut soal Hunian bagi Warga yang Terdampak Banjir-Longsor
Terungkap Momen Sebelum Gary Iskak Alami Kecelakaan Tunggal, Sempat Bilang Pulang untuk Ambil Pakaian
BNPB Sebut Longsoran Tanah Sepanjang 50 Km Putus Akses Tapanuli Tengah dan Sibolga, Ungkap Butuh 3 Hari untuk Buka Jalur
Respons Wagub Sumut usai Insiden Penjarahan Minimarket di Tengah Bencana Sibolga, Minta Warga Sabar Menanti Bantuan
Akses Jalan Masih Terputus, Bantuan Logistik Sibolga dan Tapanuli Utara Bakal Lewat Udara dan Laut