Di sisi lain, bencana besar di Sumatera ini juga dibayangi insiden penjarahan yang terjadi di daerah terdampak hingga sempat viral di media sosial.
Sebelumnya, salah satu yang viral itu adalah insiden penjarahan supermarket di Kota Sibolga, Sumut.
Perihal itu, Mendagri Tito pun turut menanggapi tentang adanya insiden penjarahan tersebut.
Tito Karnavian: Mereka Lapar
Dalam kesempatan yang sama, Tito menilai warga yang menjarah toko itu karena banyak daerah yang terisolasi.
Mendagri melanjutkan, kondisi tersebut membuat warganya sulit mendapatkan bantuan makanan karena akses jalan yang tertutup.
"Stok (makanan) mereka mungkin kurang, lapar. Tapi kemudian ada yang masuk ke pertokoan,” sebut Tito.
Tito lantas menjelaskan, hingga kini pasokan bantuan logistik ke daerah yang terisolasi itu tengah digencarkan pemerintah untuk memastikan kecukupan kebutuhan warga setempat.
"Langsung mengambil alih bersama dengan TNI dan Polri. Sekarang sudah diatur. Sudah diatur dropping-nya cukup,” tegasnya.
Berkaca dari insiden penjarahan itu, sebelumnya sempat beredar isu para bupati dari sejumlah kabupaten di Aceh yang menyatakan tak mampu tangani bencana.
Respons Isu Bupati Tak Sanggup Atasi Bencana
Tito turut menanggapi terkait sikap para bupati di Aceh yang menyatakan dirinya tidak mampu menangani bencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayahnya.
Mendagri menuturkan, para kepala daerah memang tidak akan sanggup menangani bencana di wilayahnya masing-masing karena akses jalan yang tertutup.
"Contohnya di Takengon, itu yang Aceh Tengah menyampaikan bahwa dia tidak mampu melayani," tutur Tito.
"Ya memang enggak akan mampu. Enggak akan mungkin. Karena apa? Karena dia sendiri tertutup," sambungnya.