MANADONESIA.COM - Pada 29 Mei 2006, lumpur Lapindo meluap untuk pertama kali, terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Luapan tersebut terjadi karena adanya pengeboran gas milk PT Lapindo Brantas.
Kata Imam Agustino, General Manager PT Lapindo Brantas, sekitar 5.000 meter kubik lumpur keluar setiap hari.
Baca Juga: Aquarium Setinggi 16 Meter Di Hotel Radisson Blu Berlin Meledak, Ini Alasan Fisikanya
Luapan dan semburan lumpur panas yang terus-menerus tersebut membuat lahan pemukiman dan persawahan milik warga ikut tenggelam.
Saat ini menjelang tahun ke 16 sejak pertama kali muntahan lumpur lapindo terjadi, tiba-tiba saja lumpur lapindo berubah wajah.
Dari yang awalnya dianggap tragedi kemanusiaan dan ekologi, kini menjadi cahaya baru.
Baca Juga: Gagal Bawa Trofi Piala Dunia, Namun Kylian Mbappe Berhasil Bawa Piala Ini
Semenjak temuan kandungan lumpurnya yang konon bisa menjadi senjata bagi Indonesia dalam perang dagang dunia.
Hal itu terungkap dari penemuan-penemuan baru tentang kandungan lumpur dan manfaatnya.
Ternyata lumpur lapindo mengandung logam tanah jarang, hal ini diungkapkan oleh Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca Juga: Pemerintah Taiwan Mulai Selidiki TikTok, Diduga Lakukan Operasi Ilegal
ESDM melakukan pemetaan dan survei potensi mineral, Sidoarjo merupakan salah satu lokasi yang teridentifikasi memiliki kandungan logam andalan dunia.
LTJ atau logam tanah jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, pemakaiannya sudah sangat sering digunakan sehari-hari.
Misalnya untuk rompi anti peluru, korek gas otomatis, lampu keamanan di pertambangan, perhiasan, cat dan lem.