Setelah ith mereka keramas atau mandi besar di kolam atau sungai terdekat.
Berbeda dengan laki-laki, perempuan membantu ibunya memasak di dapur.
Biasanya hidangan yang dibuat adalah pepes ikan mas, opor ayam dan berbagai lalapan.
Menurut Teddi Muhtadin sebagai Kepala Pusat Studi Budaya Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran Bandung, ada beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat Sunda menjelang Ramadhan.
Salah satunya adalah tradisi munggahan yang sudah ada sejak hadirnya agama Islam di tatar Sunda.
Bentuk pelaksanaannya sangat bervariasi, namun tradisi munggahan identik dengan makan bersama yang biasa disebut dengan botram.
Botram biasanya dilakukan satu desa, satu RT atau satu keluarga, yang diisi dengan makan bersama.
Biasanya botram dilaksanakan di rumah sesepuh yang dituakan atau di pinggir pantai sembari berlibur.
Bentuk pelaksanaan tradisi munggahan lainnya adalah saling bermaafan dan berdoa bersama.
Selain itu, ada juga yang mengunjungi makam keluarga dan bersedekah munggah dilakukan sehari sebelum bulan Ramadhan tiba.
Tradisi munggahan dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dari setiap manusia kepada Allah SWT atas nikmat yang sudah diberikan.
Tradisi ini dilakukan selain rasa syukur sudah dipertemukan kembali dengan Ramadhan selanjutnya, juga karena untuk mensucikan diri.
Mensucikan diri dari hal-hal buruk dan agar terhindar dari perbuatan tidak baik selama menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.***