Menurut ketua adat Saren Jawa, tradisi ini merupakan warisan leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi ini ternyata tidak dilakukan saat bulan puasa saja, namun juga dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Syawalan dan Syafaran.
Megibung bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga bahkan antar agama yang ada di Bali.
Megibung tidak hanya dihadiri warga beragama Islam, namun juga yang Hindu sehingga kedepannya tradisi ini akan terus dilestarikan.
Filosofi dari tradisi megibung ini adalah duduk bersama, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
Tidak membeda-bedakan suku dan agama, semua warga saling hidup saling menghormati dan mengasihi.
Itulah tradisi makan bersama yang dilakukan warga muslim di Bali saat bulan Ramadhan tiba atau hari-hari besar Islam lainnya.***