Menurut ketua adat Saren Jawa, tradisi ini merupakan warisan leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi ini ternyata tidak dilakukan saat bulan puasa saja, namun juga dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Syawalan dan Syafaran.
Megibung bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga bahkan antar agama yang ada di Bali.
Megibung tidak hanya dihadiri warga beragama Islam, namun juga yang Hindu sehingga kedepannya tradisi ini akan terus dilestarikan.
Filosofi dari tradisi megibung ini adalah duduk bersama, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
Tidak membeda-bedakan suku dan agama, semua warga saling hidup saling menghormati dan mengasihi.
Itulah tradisi makan bersama yang dilakukan warga muslim di Bali saat bulan Ramadhan tiba atau hari-hari besar Islam lainnya.***
Artikel Terkait
Megengan, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Surabaya, Ada Kue Apem Sebagai Simbol Penyucian Diri
Sambut Ramadhan, Tradisi Nyadran Dilakukan Masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, Berkumpul Untuk Lakukan ini
Meugang, Tradisi Unik Masyarakat Aceh Menjelang Bulan Ramadhan
Tradisi Dugderan Sambut Ramadhan di Semarang, Ternyata Punya Makna Mendalam
Nikmatnya Makan Bersama, Inilah Tradisi Megibung Khas Masyarakat Bali Jelang Ramadhan
Hampir Punah! Tradisi Nyorog Betawi Menyambut Bulan Ramadhan Tergerus Era Milenial
Tradisi Padusan Sambut Datangnya Bulan Ramadhan di Boyolali Jawa Tengah, Ada Mata Air Untuk Ritual ini Lho
Tradisi Munggahan Suku Sunda di Jawa Barat, Ternyata Mempunyai Berbagai Makna ini di Bulan Ramadhan