Mulai dari kayu pohon pinang, kelapa, bahkan hingga memanfaatkan kayu gelondongan yang tak terpakai lagi.
Namun meskipun begitu, kayu tak terpakai yang digunakan ini adalah dari jenis meranti atau mabang, dan memiliki bobot mencapai hingga 500 kilogram.
Wow, berat juga ya?
Baca Juga: Puisi Saku, Untuk Ramadhanku
Gimana cara bawanya ke sungai?
Kayu yang akan menjadi Meriam Karbit ini ternyata tidak perlu diseret kesana-kemari atau dipindah tempatkan.
Karena sejak awal pembuatan hingga menjadi bentuk Meriam, kayu gelondongan tersebut sudah diposisikan secara strategis di Sungai Kapuas.
Nah, kayu yang telah dipilih sebagai Meriam Karbit, selanjutnya akan dikeruk bagian tengahnya, kemudian diolesi pelumas agar kedap air dan suara.
Baca Juga: Doamu Belum Dikabulkan? Ustadz Adi Hidayat: Ingat! Allah itu Pencemburu
Usai dikeruk dan diberi pelumas, kayu tersebut kemudian disatukan lagi dengan menggunakan tali dari rotan, yang dililit kuat di sepanjang badan kayu.
Agar usia kayu panjang dan tidak mudah dimakan rayap, umumnya Meriam Karbit akan direndam selama beberapa malam di Sungai Kapuas.
Selain itu, agar masyarakat semakin tertarik untuk menonton pertunjukkan, Meriam Karbit yang memiliki panjang 4-7 meter dan diameter mencapai 50 cm itu dicat dengan beraneka warna.
Malah ada juga yang dibungkus menggunakan kain bermotif unik, agar Nampak mencolok di antara yang lainnya.
Meriam yang telah siap digunakan biasanya akan diisi dengan 3-5 ons karbit, baru kemudian dinyalakan dengan menggunakan obor pada lubang kecil di tubuh kayu.