Torang Samua Basudara, Wujud Nyata Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Perayaan Natal di Keluarga BOHUSAMI

MANADONESIA.COM – Siapa di sini yang pernah mendengar istilah ‘Torang Samua Basudara’?

Kalimat ‘Torang Samua Basudara’ ini merupakan jargon yang sangat terkenal, terutama di kota Manado.

Istilah ‘Torang Samua Basudara’ ini begitu erat kaitannya dengan kerukunan antar umat beragama di Manado.

Saking eratnya, dalam perayaan Natal di kota Manado sendiri, wujud dari istilah tersebut dapat kita saksikan dengan mata telanjang.

Perayaan Natal di kota Manado, memang selalu terlihat meriah dan penuh dengan warna, karena terciptanya kerukunan antar umat beragama.

Warna yang dimaksud di sini terwakilkan dengan istilah BOHUSAMI, yang juga terkenal di kota Manado.

Kata BOHUSAMI sendiri merupakan singkatan dari berbagai suku yang ada di provinsi Sulawesi Utara.

Suku-suku tersebut adalah Bolaang Mongondow, Hulondalo (Gorontalo), Sangihe, dan Minahasa.

Gorontalo masuk ke dalam istilah yang sudah mendarah daging di Manado itu, karena dulunya pernah menjadi bagian dari provinsi Sulawesi Utara.

Istilah BOHUSAMI ini sangat mewakili kerukunan antar umat beragama yang begitu kental di Manado.

Terutama dalam suasana perayaan Natal, setiap orang yang memiliki keluarga maupun teman beragama Nasrani, pasti akan datang bersilaturahmi.

Seolah sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dijalankan, ketika perayaan hari besar keagamaan ini tiba.

Dan rasanya seperti ada yang kurang, jika rutinitas saling berkunjung di waktu Natal tersebut tidak dilakukan.

Seperti halnya yang penulis saksikan sendiri pada salah satu keluarga besar di kota Manado. 

Keluarga ini benar-benar perwujudan nyata dari dua istilah tersebut di atas, yakni ‘Torang Samua Basudara’ dan ‘BOHUSAMI’.