Torang Samua Basudara, Wujud Nyata Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Perayaan Natal di Keluarga BOHUSAMI

Sebab dalam keluarga ini, mengalir darah dari keempat suku tersebut di atas.

Tak hanya itu, bahkan beberapa anggota di keluarga ini memiliki keyakinan yang berbeda.

Sehingga kerukunan antar umat beragama benar-benar dapat dirasakan dalam keluarga ini.

Kendati demikian, perbedaan tersebut tidak pernah menjadi jurang pemisah di antara mereka.

Justru dengan adanya perbedaan itu, hubungan kekeluargaan antara mereka terjalin semakin erat.

Ini terlihat dari bagaimana mereka menjaga tali silaturahmi, dengan saling berkunjung satu dengan yang lainnya, di setiap perayaan besar keagamaan.

Ketika perayaan Natal tiba, keluarga yang tidak merayakan pasti akan datang berkunjung.

Sebaliknya, ketika Lebaran datang, maka giliran keluarga lain yang tidak merayakannya, datang bertamu.

Situasi ini ternyata sudah berlangsung turun-temurun sejak zaman buyut mereka masih hidup, dan terus dilakukan sampai dengan saat ini.

Bahkan sudah menjadi tradisi dalam keluarga ini, untuk saling memberi makanan atau kue kepada keluarga yang tengah bersuka cita.

Perjalanan dari keluarga BOHUSAMI ini dimulai dari salah satu wilayah di Kabupaten Minahasa, di mana keponakan mereka tinggal.

Keponakan yang diketahui bernama Rifansyah Aditya itu, sudah menikah dengan seorang wanita cantik asal Minahasa bernama Imelda Siska, dan dikaruniai dua orang putra yang menggemaskan.

Di mana anak pertama mereka saat ini tengah duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan yang bungsu masih berusia 11 bulan.

Tak banyak kejadian unik yang terjadi saat berada di destinasi pertama ini, karena keluarga BOHUSAMI tersebut tenggelam dalam perbincangan tentang masa kecil keponakan mereka.

Anak perempuan mereka sendiri, yang merupakan sepupu dari Rifansyah Aditya, malah disibukkan dengan bermain bersama keponakan-keponakannya yang lucu dan menggemaskan.