Pihaknya menilai bahwa pelibatan TNI dalam penanganan narkotika berpotensi memperpanjang masalah dwifungsi TNI, yang dapat membahayakan demokrasi di Indonesia.
“YLBHI menduga munculnya gagasan revisi UU TNI adalah upaya panjang penguatan kembalinya dwi fungsi ABRI dimana tentara menjadi aktor politik dan bisnis pasca Reformasi,” jelasnya.
Seiring dengan pembahasan revisi UU TNI yang tengah berlangsung di DPR, perdebatan mengenai keterlibatan TNI dalam urusan sipil, termasuk narkotika, masih akan terus bergulir.
Tak hanya protes soal UU TNI tersebut, bahkan masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan melakukan aksi saat berlangsungnya rapat revisi UU TNI.
Hal ini karena mereka menilai langkah DPR dan pemerintah menggelar rapat di hotel mewah yakni Fairmont Hotel Jakarta selama dua hari terakhir sebagai tindakan yang menyakiti hati rakyat.
Artikel Terkait
Soroti Kebijakan Prabowo, Dedi Mulyadi Kini Berjanji ke Warga Jabar: Tak Boleh Lagi Ada Banjir Berikutnya
Jadi Saksi Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah, Ahok Ungkap Bawa Dokumen Rapat Pertamina
Update Skandal Korupsi Impor Gula: Nota Keberatan Ditolak, Sidang Tom Lembong Lanjut Tahap Pembuktian
Festival Ramadan Pegadaian 2025 di Kotamobagu Resmi Ditutup dengan Sukses dan Meriah
Pengusaha Top Tanah Air Apresiasi Menteri PKP Maruarar Sirait dalam Dukung Program Prabowo, James Riady: Pak Menteri Mau Turun ke Lapangan!
Beredar Rekaman Suara Diduga Baim Wong yang Marahi Paula Verhoeven dan Asistennya: Ini Mau Ngapain?
PFN Ternyata Banyak Masalah, DPR akan Desak Pemerintah Beri Bantuan
DPR Prihatin dengan Kondisi Gedung dan Studio Milik PFN, Ifan Seventeen: Sidak Bentuk Perhatian Negara
Pakar Minta Baim Wong Tidak Melemahkan Paula Verhoeven saat Sidang, Sebut tentang Hak Asuh Anak: Dia Punya Hak Bicara
Psikolog Mengecam Pernyataan Baim Wong yang Menyebut Paula Verhoeven Manipulatif: Dia Perlu Pendampingan