Tak hanya beranak pinak dan membentuk keluarga besar, namun Kyai Modjo dan pengikutnya juga turut membawa berbagai budaya dari Jawa.
Salah satunya adalah tradisi Pungguan, yang sangat akrab dengan perayaan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Pungguan ini adalah warisan budaya asli dari Jawa, yang telah diwariskan kepada masyarakat Jaton secara turun-temurun.
Setiap tahun menjelang datangnya bulan Ramadhan, masyarakat Kampung Jaton berbondong-bondong menyambutnya dengan tradisi Pungguan.
Baca Juga: Hampir Punah! Tradisi Nyorog Betawi Menyambut Bulan Ramadhan Tergerus Era Milenial
Dilansir dari kanal YouTube AIBIL Production, tradisi Pungguan ini adalah acara bersih-bersih kubur atau makam leluhur atau ziarah.
Umumnya, Pungguan tersebut dilakukan seminggu sebelum bulan Ramadhan tiba, terutama di sekitar makam Kyai Modjo, yang telah menjadi cagar budaya nasional.
Ketika bulan Ramadhan tinggal seminggu lagi, warga Jaton ramai-ramai datang sambil menenteng pacul, sapu, dan tak ketinggalan seember bunga untuk nyekar.
Baca Juga: Nikmatnya Makan Bersama, Inilah Tradisi Megibung Khas Masyarakat Bali Jelang Ramadhan
Mulanya, Pungguan ini dimulai dengan kegiatan bersih-bersih di kompleks pemakaman, kemudian dilanjutkan dengan tabur bunga, dan diakhiri oleh makan bersama.
Lho, makan bersama di kompleks pemakaman?
Kok sama ya dengan tradisi Nyadran di Jawa Tengah?
Ya, wajar saja jika tradisi ini dinilai mirip dengan Nyadran atau Sadranan yang dilakukan masyarakat di Jawa Tengah.
Baca Juga: Tradisi Dugderan Sambut Ramadhan di Semarang, Ternyata Punya Makna Mendalam