Dimana, dibutuhkan selama kurun waktu selama 33 tahun untuk menyelesaikan satu siklus ini.
"Kalender lunar, atau tahun berbasis peredaran bulan, 11 hari lebih pendek dari kalender matahari,” ungkap Dr. Hasan Al Hariri.
Dia mencontohkan, perhitungan satu tahun penuh adalah 354 hari.
"Jadi bukan 365 hari yang ditandai pada kalender Gregorian," ujarnya.
Oleh sebab itu, setiap tahun berlalu, maka bulan Ramadhan turut mundur 10 atau 11 hari.
"Ini sangat unik. Sebab dalam setahun matahar, Ramadhan terjadi sebanyak dua kali, dan ini berlangsung pada tahun 2030," ungkapnya.
Ini berdasarkan perspektif kalender matahari kata Dr. Hasan Al Hariri.
Meski demikian, untuk sudut pandang kelender lunar, Ramadhan masih tetap terjadi sekali dlam setahun.
"Itu pada siklus 354 hari," tuturnya.
Walau demikian, jumlah hari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan tidak akan berubah.
"Tidak berubah, itu selalu pada periode 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan bulan," ungkapnya.
Itulah penjelasan terkait bulan Ramadhan yang akan terjadi sebanyak dua kali dalam setahun.***
Artikel Terkait
Sadranan atau Nyadran, Tradisi Menyambut Ramadhan Unik di Jawa Tengah, Ternyata Dulu Berasal dari Agama Ini
WOW! Gorontalo Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Bacoho dan Langgilo, Ada Alat Shalat Direbus Pakai Rempah?
Jika Jawa ada Nyadran, Jawa Tondano Punya Pungguan, Tradisi Menyambut Ramadhan Kampung Jaton, Sulawesi Utara
Mirip Halloween, Festival Garangao di Qatar Ini Justru Jadi Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Kok Bisa?
Serunya Main Meriam Karbit yang Jadi Tradisi Warga di Pontianak, Kalimantan Barat, Saat Menyambut Ramadhan
Monginbalu Konbulan, Nyamannya Mandi Bersama yang Jadi Tradisi Menyambut Ramadhan Masyarakat Bolaang Mongondow
Inilah Tradisi Unik 5 Negara saat Bulan Ramadhan, Nomor 3 Ide Bagus Untuk Ditiru di Indonesia
Tradisi Menyambut Ramadhan Unggahan Bonokeling Banyumas, Pikul Hasil Bumi Hingga Masuk Makam Tanpa Alas Kaki