1. Terancamnya sektor otomotif dan elektronik, karena tarif yang tinggi membuat harga produk Indonesia menjadi lebih mahal di AS, sehingga permintaan turun.
2. Gelombang PHK, karena produsen otomotif Indonesia kesulitan mengalihkan produksi ke pasar domestik akibat spesifikasi produk yang berbeda.
3. Penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,08 persen, akibat anjloknya ekspor di sektor industri padat karya seperti pakaian jadi dan tekstil.
"Begitu kena tarif yang lebih tinggi, brand itu akan turunkan jumlah order atau pemesanan ke pabrik Indonesia. Sementara di dalam negeri, kita bakal dibanjiri produk Vietnam, Kamboja, dan China karena mereka incar pasar alternatif," jelas Bhima.
Pemerintah Indonesia kini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan daya saing industri dalam negeri di tengah tekanan perdagangan global yang semakin kompleks.
Artikel Terkait
Pemerintah Siap Beri Penjelasan Mengenai UU TNI, Puan Maharani Jamin Kekhawatiran Publik Tak akan Terjadi
Kepala BGN Singgung PSSI ‘Sulit Menang’ karena Gizi Makanannya Kurang: Main 90 Menit Berat, Gizinya Tidak Bagus
Ifan Seventeen Beri Tantangan pada Siapapun yang Mampu dan Mau Memimpin PFN: Saya akan Mundur
Pernah Jadi Dirut PFN, Helmy Yahya Beri Pesan Begini pada Ifan Seventeen: Beri Dia Kesempatan
Alasan Judika Sempat Bungkam Usai Dibilang Nyolong Lagu Dewa 19 oleh Ahmad Dhani Terkait Pembayaran Royalti: Dia Panutan Aku
Ifan Seventeen Bongkar Kondisi Finansial PFN yang Berdarah-darah, Ada Banyak Hutang Puluhan Miliar Termasuk Gaji hingga THR Pegawai yang Masih Nunggak
Kantongi Persetujuan Akuisisi dan Restrukturisasi Lewat RUPST, BTN Syariah Resmi Dijalankan
Program Mudik Gratis 2025, 1000 Pemudik Diberangkatkan oleh BTN Pakai Bus Premium
PT JRBM Buka Puasa dan Berbagi Kasih Bersama Anak-Anak Panti Asuhan Pononiungan
Waduh! Ketika Disebut Lebih Dulu Jadi Simpanan Ridwan Kamil, Ayu Aulia Singgung Soal Kejadian USG